Mohon Maaf untuk saat ini layanan kami sedang Offline.
Jam operasional layanan kami yaitu pada hari Senin-Jum'at pada jam 08.15-17.00 WIB
Untuk informasi layanan diluar waktu tersebut dapat mengakses email :
Layanan Individu : care@sequislife.com
Layanan Group/ Perusahaan / : fscare.group@sequislife.com
Covid-19 Mereda, Yuk Cuan dari Pertumbuhan January Effect
Ekonomi Indonesia dan global ambruk gara-gara pandemi covid-19. Setelah berjuang selama 1,5 tahun, perekonomian Indonesia akhirnya bangkit pada kuartal II 2021 dengan membukukan pertumbuhan hingga 7,07%.
Pertumbuhan ekonomi negara sudah sepatutnya dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Cara termudah untuk mendapatkannya adalah dengan berinvestasi. Terutama investasi saham (pasar modal atau reksa dana pasar saham). Sebab, ketika pasar modal terkerek naik, investor juga akan merasakan efek positif berupa kenaikan harga saham beserta nilai uangnya.
Masyarakat yang sudah rela menyisihkan uangnya untuk berinvestasi di pasar modal atau reksa dana pasar saham berpotensi semringah pada awal 2022. Sebab pada momen itu, akan terjadi fenomena January Effect atau efek Januari yang ditandai dengan kenaikan harga saham sepanjang Januari.
Dari berbagai literatur, January Effect bisa muncul karena beberapa sebab. Teori pertama adalah January Effect terjadi karena investor ritel (individu) cenderung melepas saham pada akhir tahun untuk menghindari pajak. Lalu, mereka membeli kembali saham tersebut di bulan Januari, yang mengakibatkan harganya naik. Teori kedua adalah adanya indikasi investor individu menerima bonus pada akhir tahun. Nah, bonus tersebut dibelikan saham di bulan Januari.
Baca Juga
Mengenal Problem Sandwich Generation & Cara Menghindarinya
Tips Simpel Melindungi Polis Asuransi Agar Tetap Aktif
Kaum Rebahan Ingin Punya Asuransi? Coba Find Agent Sequis
2 Hal yang Bikin Orang Tua Wajib Beli Asuransi Pendidikan
Beli Asuransi Kesehatan sebelum Covid-19 Varian Mu Menyebar
Efek ini biasanya terasa hingga pekan kedua atau ketiga Januari. Sedangkan pekan keempat, investor mulai melakukan profit taking sehingga biasanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai mengalami koreksi sampai pertengahan Februari. Meski begitu, bila dilihat tren dari 1990, January Effect tidak berlaku dalam beberapa kesempatan. Tepatnya pada Januari 1991, 1995, 2000, 2003, 2007, 2008, 2011, 2017 dan 2020. Ketika itu, IHSG justru mengalami penurunan pada awal tahun.
Baca Juga
Memutus Rantai Sandwich Generation dan Pensiun dengan Nyaman
Asuransi dan Investasi, Duet Meningkatkan Ekonomi Indonesia
Terlepas dari tren anomali tersebut, investor individu mesti menaruh rasa percaya bahwa perekonomian akan bangkit pada 2022. Penurunan angka penyebaran virus covid-19 dan roda ekonomi yang mulai bergeliat menjadi dua hal penting yang membuat optimisme layak dimunculkan.
Yuk, lupakan dulu belanja atau promo-promo menarik akhir dan awal tahun. Kini, saatnya sisihkan sebagian uang Anda untuk berinvestasi di pasar modal atau reksa dana pasar saham. Dengan begitu, Anda bisa turut membangkitkan gairah pasar saham Indonesia serta merasakan secara langsung pertumbuhan ekonomi Tanah Air.
#bulaninklusikeuangan
#bulaninklusikeuangan2021
#LebihMemahamiAsuransi