Mohon Maaf untuk saat ini layanan kami sedang Offline.
Jam operasional layanan kami yaitu pada hari Senin-Jum'at pada jam 08.15-17.00 WIB
Untuk informasi layanan diluar waktu tersebut dapat mengakses email :
Layanan Individu : care@sequislife.com
Layanan Group/ Perusahaan / : fscare.group@sequislife.com
Seperti Apa Kehidupan Setelah Pandemi Berakhir?
Pandemi covid-19 sudah berada di Indonesia sejak awal 2020. Sejak saat itu, kehidupan masyarakat Tanah Air banyak yang berubah. Pakar menyebutnya dengan sebutan “new normal”, yakni, kebiasaan baru yang mesti dilakukan selama pandemi. Di antaranya, menggunakan masker, menjaga jarak, rutin mencuci tangan, dan sebisa mungkin mengurangi aktivitas di luar rumah.
Seperti dilansir dari BBC, sejumlah pakar memprediksi pandemi covid-19 masih akan berlangsung selama 2021. Selain itu, butuh waktu yang cukup lama untuk kembali ke kehidupan normal seperti sebelum pandemi terjadi. Lantas, seperti apa kehidupan setelah pandemi berakhir?
Ketergantungan terhadap teknologi
Sejak pandemi dan diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), masyarakat mulai dianjurkan untuk work from home (WFH). Alhasil, kegiatan perkantoran dilakukan secara virtual, di antaranya menggunakan aplikasi Zoom atau WhatsApp call/video call. Seiring berjalan waktu, penggunaan aplikasi “meeting online” masih dibutuhkan walau beberapa perkantoran sudah memberlakukan work from office (WFO). Dan, penggunaan aplikasi sejenis diprediksi akan terus dibutuhkan walau pandemi sudah berakhir karena masyarakat sudah terbiasa menggunakannya dan merasa meeting online lebih efisien ketimbang pertemuan tatap muka secara langsung.
Menunda beli pakaian, beralih ke alat olahraga
Konsumsi masyarkat berubah sejak pandemi berlangsung. Dulu, membeli pakaian menjadi sebuah keharusan ketika masyarakat memiliki uang lebih. Sekarang berbeda. Ketika mendapat bonus atau tunjangan hari raya (THR), masyarakat lebih condong membeli barang-barang yang bisa memfasilitasi mereka untuk hidup sehat. Tak heran penjualan sepeda dan perangkat pendukungnya melonjak sepanjang 2020.
Tak ada lagi jam sibuk
Konsep WFH mengaburkan istilah jam sibuk. Sebelumnya, jam sibuk orang kantoran terjadi pada pagi dan sore setiap Senin-Jumat. Kini sangat berbeda. Sering ditemui, lalu lintas justru lengang pada jam-jam tersebut.
Semua serba Online
Apa yang dilakukan masyarakat ketika diharuskan “di rumah saja” selama PSBB? Berselancar di dunia maya! Dari belajar, kerja, belanja, hingga menyaksikan film kesukaan dilakukan secara online. Sama halnya ketergantungan orang kantoran terhadap Zoom, masyarakat juga mulai mengalami fase ketergantungan menggunakan aplikasi Netflix/Youtube dan E-Commerce. Rasanya pada masa depan, kita mungkin saja akan jarang melihat masyarakat berbondong-bondong datang ke bioskop atau belanja ke mall. Karena, semua kegiatan itu sudah difasilitasi oleh aplikasi yang tersedia dan bisa dilakukan di tempat yang jauh dari kontaminasi virus covid-19.
Mulai sadar pentingnya kesehatan
Kisah pilu mengenai dari orang sekitar mengenai efek buruk terjangkit virus covid-19 membuat masyarakat mulai rajin menjaga kesehatan masing-masing dengan baik. Selain itu, makin banyak pula yang mulai memperlengkapi diri dan keluarga dengan asuransi kesehatan karena risiko terjangkit virus covid-19 atau virus lainnya bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
Mereka beranggapan, memiliki asuransi kesehatan akan membantu kita merasa tenang karena jika harus rawat inap maka biaya pengobatan akan ditanggung oleh perusahaan asuransi sebagaimana yang tercantum dalam buku polis. Dengan demikian finansial keluarga pun akan terjaga karena risiko pengeluaran tak terduga akibat biaya rawat inap dapat diminimalkan.