Sequis: Asuransi Jiwa | Asuransi Kesehatan | Investasi di Indonesia - Sequis - Your Better Tomorrow

Buka Puasa Bersama Sequis: Kiat Berpuasa Pasca Sakit



  • Sequis adakan buka puasa bersama media dan fans /follower Social media Sequis
  • Kegiatan ini merupakan silahturahmi Sequis sekaligus memberikan edukasi  kesehatan dan gizi seputar puasa khususnya bagi mereka yang baru sembuh dari sakit atau memiliki riwayat sakit
  • Topik ini dipilih sejalan dengan tujuan Sequis yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana mencapai hari esok mereka, yaitu  dimulai dengan menjadikan sehat sebagai gaya hidup, termasuk pada saat bulan puasa

Jakarta 26 Juni 2015- Sequis mengadakan buka puasa bersama melalui kegiatan diskusi interaktif dengan tema Kiat Berpuasa Pasca Sakit.  Menghadirkan pembicara Aldi Rinaldi, Sales Director Sequis Financial, Rita Ramayulis, DCN, M. Kes, Praktisi Gizi Klinik dan Olahraga, dan Sandy Hantono, Underwriting doctor Sequis. Kegiatan ini diadakan dalam rangka bulan puasa dan menyambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1436 H.

“Kiat Berpuasa Pasa Sakit menjadi bahasan dalam diskusi tahun ini sejalan dengan tujuan Sequis yaitu  ‘Your Better Tomorrow’. Puasa sifatnya pribadi, dan setiap umat muslim pastinya ingin menjalankan puasa dengan sebaik-baiknya. Untuk itu melalui kegiatan ini kami ingin memberikan edukasi kepada nasabah dan masyarakat untuk mempraktekkan pola hidup sehat, agar dapat menjalankan puasa dengan keadaan tubuh yang sehat. Bagi mereka yang pernah sakit atau punya riwayat sakit tentunya memerlukan penanganan khusus,  agar dapat berpuasa. Sangat penting untuk mengetahui asupan makanan yang dianjurkan, bagaimana cara pengolahannya, agar mendapatkan cara yang tepat dan tidak akan membuat kembali sakit”, ujar Aldi dalam sambutannya

BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan melansir data hingga tahun 2014, ada beberapa jenis penyakit yang paling banyak menyebakan kematian di Indonesia yaitu Hipertensi, Gagal ginjal, Stroke, Diabetes Mellitus dengan koma, Diabetes Non Insulin, Penyakit ginjal kronik, Gagal jantung, Dispepsia (gangguan maag). Data yang dilansir oleh WHO, dari tahun 2000 hingga 2012, Ischaemic heart disease (penyakit jantung iskemik) disusul stroke menjadi penyebab utama kematian di dunia. Untuk itu, menurut Aldi, Sequis sebagai perusahaan asuransi jiwa berkewajiban mengedukasi masyarakat Indonesia untuk memiliki pola hidup sehat termasuk juga pada saat berpuasa, jangan sampai gagal berpuasa karena sakit atau memaksakan puasa dalam kondisi tubuh tidak memungkinkan.

”Kesehatan adalah modal awal dan investasi menuju hari esok kita yang lebih baik.  Pesan yang ingin kami sampaikan adalah bahwa dengan berubahnya  pola atau cara hidup termasuk juga perubahan lingkungan maka asuransi kesehatan dan jiwa sudah menjadi kebutuhan bukan lagi pilihan, utamanya masyarakat urban atau perkotaan, “ujarnya lagi.

Sandy Hantono dalam diskusi ini mengatakan dalam berpuasa, batasannya bukan sehat dan tidak sehat, tetapi mampu laksana atau tidak. Seseorang pasca sakit masih bisa berpuasa, asalkan memperhatikan asupan kalori saat sahur dan berbuka, cukupi kebutuhan cairan sesuai anjuran dokter. Istirahat perlu, namun tidak boleh berlebihan, menjaga kebugaran dengan olahraga ringan, konsumsi obat secara teratur serta patuh pada pengobatan yang dijalani.

“Untuk mereka yang baru sembuh dari sakit atau mempunyai riwayat sakit namun ingin berpuasa maka perlu memperhatikan apakah mereka sedang dalam pengobatan intensif atau dalam keadaan penyakit kronis. Jika dalam kondisi ini tetap memaksakan puasa dapat memperburuk kondisi sakitnya atau memperlama masa penyembuhan” tutur Sandy.

“Berdasarkan data klaim Sequis tahun 2014, penyakit besar yang banyak terjadi adalah DHF, Thypoid Fever, GEA, Obs Febris, Katarak, Gastritis, CAD, Dyspepsia, Appendicitis Acute, Bronchopneumonia. Karena itu kita harus amat sangat memperhatikan kesehatan lebiih intensif utamanya jika pasca sakit berat di atas.

 

Penyakit yang Tidak Dianjurkan Berpuasa 

Dari sisi medis, ada beberapa kondisi pasien atau sakit yang dianjurkan tidak berpuasa seperti: pasien dalam perawatan rumah sakit dan dengan keadaan diinfus (infuse cairan maupun makanan atau pasien yang sedang mendapat transfusi darah). Pasien infeksi akut seperti radang tenggorokan berat, demam tinggi, diare akut, mual dan muntah. Penderita migren atau vertigo (sakit akan bertambah buruk jika pasien tidak makan atau minum obat).

Selain itu, pasien dengan gangguan pernafasan akut seperti asma akut, penyakit paru obstruksi kronis yang berat juga dianjurkan tidak berpuasa. Jenis lainnya yaitu pasien jantung dengan gagal jantung, pasien sakit maag yang sedang dalam keadaan akut missal muntah-muntah hebat dan nyeri hebat sampai keluar keringat dingin, pasien kanker yang sedang dalam pengobatan atau belum diobati, pasien dengan gangguan hati kronis lanjut, pasien dengan gagal ginjal kronis yang sedang menjalani cuci darah atau peritoneal dialysis, penderita kencing manis dimana gula darahnya belum terkontrol atau jika terkontrol namun dengan kebutuhan insulin harian yang masih tinggi serta orang tua usia lanjut dengan menderita pikun (Alzhaimer).

Seseorang pasca sakit yang ingin berpuasa, hendaknya dapat menilai sendiri kebugaran yang dimilikinya, jangan sampai penyembuhannya terganggu karena puasa. Untuk penyakit kronis, tingkat kebugaran akan berbeda dengan yang telah mengalami penyakit akut. Bagi  yang memiliki penyakit yang diturunkan secara genetik, sebaiknya melakukan pemeriksaan medis tertentu untuk menilai kesiapan saat hendak berpuasa dan menentukan langkah-langkah yang diambil bila terdapat gangguan tubuh saat berpuasa” ujar Sandy kembali. Hal ini karena derajat dan tingkat keparahan suatu penyakit berbeda tergantung dari jenis penyakit itu sendiri. Ringan tidaknya suatu penyakit hanya dapat diketahui saat seseorang berkonsultasi dengan dokter disertai dengan hasil pemeriksaan medis. Bila diperlukan pengawasan dan pengobatan yang intensif sebaiknya tidak berpuasa  dahulu.

 

Apakah Sakit Berpotensi Kembali Menyerang?

Potensi sakit dapat kembali datang jika seseorang yang mengalami sakit tidak memperhatikan asupan yang masuk. “Tren saat ini berbuka puasa dilakukan bersama dalam kelompok pertemanan. Hal ini tentu menyenangkan apalagi ditambah dengan pilihan yang beragam dengan tampilan menarik. Namun justru inilah alarm-nya karena seringkali ketika makan bersama orang tidak mengontrol jumlah dan jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh, tidak memilih tapi mengambil semuanya. Tanpa disadari justru saat berpuasa seseorang mengonsumsi makanan lebih banyak dibandingkan ketika tidak berpuasa dan jenisnya didominasi oleh makanan yang manis dan yang digoreng, ujar Rita Ramayulis.

Hal senada diamini oleh Sandy, menurutnya tubuh dalam keadaan sakit adalah karena ketidakseimbangan faktor antara tubuh, gen pembawa penyakit, dan lingkungan. “Puasa dapat membuat beban kerja metabolisme tubuh menjadi turun atau diistirahatkan. Puasa seharusnya tidak membuat status kesehatan seseorang menjadi sakit, asalkan dilakukan dengan benar, yakni konsumsi kalori yang cukup, minum cukup, aktivitas cukup, dan jangan lupa menunaikan sahur,” ujar Sandy

Sandy juga menambahkan bahwa puasa bukanlah diet, dan juga bukan kesempatan untuk mendapatkan proporsional tubuh. Menurutnya, puasa menjadi pelajaran bagi kita untuk menyusun kembali menu yang salah di luar bulan puasa dan bagaimana seharusnya mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, yang dibutuhkan tubuh dalam keadaan dasar/ basal. “Bila kita benar menyiasati apa yang kita makan seimbang dengan apa yang kita lakukan, berarti kita telah benar memberikan tubuh kita asupan yang benar. Jika kita masih merasakan keluhan sakit selama puasa setelah kita melakukan nutrisi yang tepat, berarti ada faktor lain yang menimbulkan keluhan kesehatan, seperti faktor lingkungan ataupun infeksi,” ujarnya.

Bagaimana jika terjadi serangan penyakit kembali? Pertolongan pertama  yang harus dilakukan yaitu segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat, ke dokter yang merawat,  atau segera ke Unit Gawat Darurat(UGD) apabila diperlukan. “Justru salah bila kita menahan sakit berkepanjangan dalam keadaan berpuasa, karena selain menghilangkan pahala atau nilai esensi puasa, kondisi badan kita akan menjadi lemah” jelas Sandy.

Sebagai pakar gizi, Rita menyarankan untuk  menghindari protein hewani karena mengandung asam lemak rantai panjang saat berbuka, karena termasuk dalam golongan yang sulit dicerna oleh tubuh.  Camilan dari beras ketan juga sebaiknya dihindari karena serat larut airnya rendah, selain itu yang perlu dihindari seperti  ubi, singkong, nangka muda, durian, soda, tape,  (mengandung gas) , makanan yang merangsang lainnya yang terlalu manis (dodol), terlalu asin, terlalu asam juga harus dihindari. Demikian juga minuman seperti  kopi, teh kental karena mengandung kafein, merangsang asam lambung dan bersifat diuresis.

Lagi menurut Rita, makanan manis mengandung gula sedangkan yang digoreng mengandung minyak. Gula dan minyak dalam panduan gizi seimbang seharusnya dikonsumsi dalam jumlah minimal. Dalam  jumlah yang berlebihan akan memberikan dampak negatif bagi tubuh.

Saat berbuka artinya kita akan makan untuk mengembalikan kadar glukosa darah menjadi normal, setelah 13 jam tubuh tidak mendapat asupan makanan. Untuk itu saat berbuka yang perlu diketahui adalah makanan apa yang dapat mengembalikan kadar glukosa darah dengan cepat, yaitu karbohidrat sederhana yang terdapat pada gula pasir, gula merah, gula aren, sirup, madu, kurma, dan buah-buahan.

Bagi penderita diabetes, perlu mengetahui berapa jumlah yang harus dikonsumsi sesuai dengan kemampuan tubuh untuk mengolahnya. “Penderita diabetes tentu saja akan kesulitan untuk merubah glukosa dari karbohidrat sederhana jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar atau dengan indeks glikemik yang tinggi. Hal ini disebabkan karena hormon insulin pada penderita diabetes sebagian telah resisten. Oleh karena itu penambahan gula pada minuman maksimal 10%, dikonsumsi bersama dengan makanan berserat misalnya kolak (tambahan gula secukupnya dan konsumsi dengan bahan kolaknya seperti pisang dan ubi), jus buah tanpa disaring” ujar Rita.

Untuk makanan utama,  jumlah dan jenisnya sangat ditentukan dengan riwayat penyakit yang ada. Bagi yang memiliki riwayat hipertensi, harus membatasi jumlah makanan yang asin dan memperbanyak  makanan sumber kalium  seperti kentang, apel, pisang, belimbing. Bagi yang memiliki riwayat asam urat, tentunya harus menghindari   jeroan dan daging, kemudian setelah makanan utama dapat mengonsumsi sari buah yang mengandung asam sitrat seperti sari jeruk. Bagi yang memiliki riwayat dislipidemia, harus membatasi konsumsi makanan hewani, makanan yang digoreng dan yang disantan kental.

Sedangkan bagi mereka yang memiliki riwayat Diabetes Melitussangat penting memperhatikan sayur yang akan dikonsumsi, haruslah terdiri dari jenis tipe A dan tipe B/C. Sayuran tipe A adalah sayuran yang tidak mengandung energi hanya mengandung serat dan mikronutrien yang diperlukan oleh penderita Diabetes Melitus  untuk  menurunkan indeks glikemik mkn (menurunkan respon insulin terhadap makanan). Seperti tomat, ketimun, selada, lobak, oyong. Sayuran tipe B dan C mengandung energi 25 sd 50 kcal untuk  setiap sajinya.

 

Teknik Pengolahan Makanan

Untuk mengolah makanan, yang perlu dilakukan adalah melakukan kombinasi antara pengolahan tanpa minyak (kukus, rebus) dan dengan  minyak sedikit (tumis, panggang).

Satu kali hidangan utama paling sedikit seseorang akan mengonsumsi 4 jenis makanan yaitu sumber karbohidrat (makanan pokok), protein hewani, protein nabati, sayur/buah. Dalam hidangan tersebut  maksimal hanya satu yang boleh digoreng, lainnya diolah tanpa minyak atau menggunakan minyak sedikit. Akan lebih baik jika tidak ada yang digoreng.

Garam yang menjadi bumbu penting dalam makanan, harus diperhatikan takarannya, utamanya  yang menderita penyakit yang berkaitan dengan gangguan pembuluh darah.  Untuk meningkatan cita rasa makanan tersebut, dapat ditambahkan bumbu  lain yang lebih banyak seperti daun-daunan, kunyit, jahe, lengkuas, bawang dll.

 

Tips pola Makan Saat Berpuasa:

Saat berbuka – makan malam dan sahur seluruh gizi haruslah terpenuhi tanpa memberatkan kerja organ tubuh terutama organ pencernaan dan organ detoksifikasi. Menurut Rita, pada waktu mengonsumsi, perlu memperhatikan cairan yang diperlukan yaitu minimal 40 cc setiap kg berat badan atau setara dengan 2 liter perhari, diperoleh dengan minum 1 gelas cairan manis dan minimal 1 gelas air putih saat berbuka, 2 gelas cairan saat makan malam, 2 gelas cairan saat sahur, sayuran berkuah banyak (bening atau santan encer), buah-buahan yang mengandung air tinggi (semangka, melon, belimbing, nanas dll), segelas susu skim saat jelang imsak. Mereka yang berpuasa juga harus mencukupkan kebutuhan vitamin, mineral dan cairan yang dapat diperoleh dari buah dan sayur lebih banyak.

Untuk makanan utama (makan malam dan sahur) minimal terdiri dari 4 kelompok bahan makanan karbohidrat, protein hewani, sayuran dan buah, sedangkan makan selingan berasal dari karbohidrat.Sedangkan makanan selingan jelang tidur dan makan sahur sebaiknya dikonsumsi dalam porsi kecil hingga sedang.

Pada saat memilih makanan, hindari jenis yang sulit cerna, mengandung gas, makanan yang merangsang saluran cerna yaitu terlalu manis, terlalu asin, terlalu asam, terlalu pedas. Serta lakukan olahraga ringan saat siang jelang sore untuk  meningkatkan basal metabolisme (energi yang dibutuhkan tubuh  pada saat istirahat tanpa aktivitas, misalnya gerakan organ yang bergerak tanpa diperintah seperti jantung, hati, ginjal)guna meningkatkan ketersediaan energi dari pembakaran lemakuntuk energi minimal yang dibutuhkan oleh tubuh saat istirahat tanpa aktivitas.

Menutup diskusi, Aldi berpesan bahwa banyak manfaat yang diperoleh dengan mempraktekkan gaya hidup sehat, diantaranya  aktivitas atau pekerjaan dapat dilakukan dengan baik,  tidak mudah terkena penyakit,  fisik lebih bugar, penghematan cost rumah tangga dan kesempatan meraih hari esok kita yang lebih baik  akan lebih besar.

                                                                                                                                 -0O0-                 

 

Tentang Sequis

Sequis Life berdiri di Jakarta  tahun 1984. Pada awalnya Sequis Life masih tergabung dengan satu badan perusahaan dengan nama PT. Universal Life Indo. Tahun 1992, PT. Universal Life Indo melakukan joint venture dengan New York Life (NYL) International Incorporation, kemudian merubah nama perusahaannya menjadi Sewu New York Life.Di tahun 2003, seluruh saham dari New York Life diakuisisi dan diikuti dengan perubahan nama perusahaan menjadi Sequislife. Selama perjalanannya, Sequislife telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam menetapkan standarisasi internasional dalam bidang Asuransi Jiwa kepada setiap nasabahnya. Pada tahun 2005, Sequislife  kembali  mengakuisisi  seluruh  saham sebuah  perusahaan  multinasional, Met Life Indonesia untuk mengakomodasi pertumbuhan perusahaan yang semakin besar setiap tahunnya. Nama Met Life Indonesia kemudian menjadi Sequis Financial. Sequis Financial, lebih difokuskan pada Alternative Distribution Channel yang mencakup Employee Benefit Business, Partnership Distribution dan Telemarketing.

Pada 30 Mei 2011, Sequis Life menerima penghargaan MURI sebagai Perusahaan Asuransi Jiwa Lokal Pertama Di Indonesia yang mengakuisisi dua perusahaan Asuransi Jiwa Asing. Tahun 2013, Sequis Life mendapatkan penghargaan dari Majalah Infobank sebagai Asuransi Yang Berpredikat Sangat Bagus Berdasarkan Kinerja Keuangan Tahun 2012,  pada  kategori Asuransi Jiwa ber-premi bruto lebih dari Rp 1 Triliun. Di tahun yang sama,  Sequis Life juga berhasil meraih  penghargaan pada Indonesia Insurance Award  dari Majalah Business Review untuk kategori The Best of Life Insurance (Kategori Aset > 1 Triliun),  CEO for Inner Potential.  Penghargaan PR  Program  & People of The Year 2013 dari Majalah MIX. Pada tahun 2014, Sequis Life mendapatkan  Penghargaan Asuransi Yang Berpredikat Sangat Bagus berdasarkan kinerja keuangan selama tahun 2013 di kategori Asuransi Jiwa Berpremi Bruto Rp 1 triliun ke atas dari majalah Infobank.
 

Tahun 2014 Sequis Life melakukan strategic partnership dengan Nippon Life Insurance Company, melalui pembelian saham baru (new subscription) atas right issue sebesar 20% atau senilai Rp 4.87 Triliun. Kemitraan dilakukan untuk memperkuat posisi dan kemampuan bisnis Sequislife di Indonesia serta membuka peluang kepada kedua institusi untuk saling berbagi pengetahuan mengenai praktek bisnis asuransi yang terbaik. Nippon Life Insurance Company, didirikan pada tahun 1889 dan  merupakansalahsatuperusahaanasuransijiwaterbesar di Jepang dengan total aset lebih dari JP¥ 61,363 Milyar atau sekitar 511 Milyar USD) per 31 Desember 2014 yang menyediakan berbagai produk  asuransi seperti asuransi individu dan grup serta polis tunjangan hari tua melalui berbagai saluran  distribusi dan beroperasi di Jepang beserta perusahaan asosiasi di Amerika Utara, Eropa dan Asia. Sequislife memilih Nippon Life sebagai partner, karena  memiliki visi yang sama, dan landasan filosofi yang sama yaitu Mutual Understanding (Saling Mengerti), Mutual Respect (Saling Menghormati), Mutual Trust (Saling Percaya).
 

Pada tahun 2015, Sequis Life bertransformasi menjadi Sequis untuk memperkuat eksistensinya sebagai salah satu perusahaan asuransi terbesar di Indonesia. Untuk mendukung Visi 2020: To Be THE Leading Life and Health Insurer in Indonesia dan misi milik Sequis, perlu dilakukan beberapa perubahan pada fokus dan lini distribusinya. Perubahan pada single brand menjadi umbrella brand, Sequis, yang berfokus pada tiga hal; Jiwa, Kesehatan dan Investasi, disertai perubahan tagline menjadi “Your Better Tomorrow” untuk memperkuat dedikasi Sequis pada nasabahnya.
 

Di tahun 2015, Sequis menerima beberapa penghargaan seperti: Corporate Image Award 2015 dari Majalah Marketing pada kategori Asuransi Jiwa dengan Asset < 10 Triliun, penghargaan Best Life Insurance 2015 kelompok ekuitas 200 – 500 Miliar untuk PT Asuransi Jiwa Sequis Financial di ajang Insurance Award 2015 yang diselenggarakan oleh Media Asuransi. Selain itu dari majalah Infobank,  PT Asuransi Jiwa Sequis Life Menempati posisi rating ke 8 dan menerima predikat "Bagus"di tahun 2014(Kelompok Perusahaan Asuransi Jiwa berpremi bruto Rp 1 triliun ke atas). Menempati posisi rating ke 10 dan menerima predikat "Bagus"di tahun 2014(Kelompok Swasta Nasional) serta menempati posisi rating ke 9 dan menerima predikat "Bagus"di tahun 2014 (Kelompok Aset Rp. 1 Triliun ke atas). Masih dari majalah Infobank, PT Asuransi Jiwa Sequis Financial, menerima predikat "Bagus" di tahun 2014 (Kelompok Perusahaan Asuransi Jiwa berpremi bruto di bawah Rp 250 Miliar).
 

Layanan Nasabah:

Pusat layanan nasabah Sequis yaitu National Service Center (NSC) di Sequis Center Building Lt Dasar. Jl Jend Sudirman No 71 Jakarta 12190  T: (021) 5223 123   F: (021) 5223260. NSC beroperasi setiap hari kerja, Senin - Jumat, pukul 08.15 - 17.00 WIB.
 

Sequis juga memiliki kantor layanan nasabah  yaitu Regional Service Center  (RSC) yang berada di 5 kota:  Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar. RSC beroperasi setiap hari kerja Senin - kamis pukul 08.15 - 17.00, Jumat 08.15 - 16.15  dan Sabtu pukul 08.00 - 12.00 waktu setempat
 

Sequis menyediakan layanan nasabah  melalui Sequis Care di    (021) 2994 2929 pada hari Senin – Jumat pukul 08.15 – 17.00 WIB atau e-mail: care@sequislife.com.
 

Untuk mempermudah akses nasabah yang mobile dan tidak memiliki waktu mengunjungi service center, dapat mengunjungi my.sequislife.com, yaitu fasilitas pemberian akun pribadi nasabah untuk  penerimaan notifikasi jatuh tempo pembayaran

Butuh bantuan ?