Mohon Maaf untuk saat ini layanan kami sedang Offline.
Jam operasional layanan kami yaitu pada hari Senin-Jum'at pada jam 08.15-17.00 WIB
Untuk informasi layanan diluar waktu tersebut dapat mengakses email :
Layanan Individu : care@sequislife.com
Layanan Group/ Perusahaan / : fscare.group@sequislife.com
Rayakan Hari Kemerdekaan ke 70, Sequis Adakan Lomba Cerdas Cermat Kemerdekaan Bersama Penerima Kaki Palsu
Rayakan Hari Kemerdekaan ke – 70, Sequis Adakan Lomba Cerdas Cermat Kemerdekaan Bersama Penerima Kaki Palsu
- Sequis melakukan kunjungan ke Yayasan Peduli Tuna Daksa (Foundation of Limbs for the Limbless) dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-70
- Kegiatan ini merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) Sequislife yaitu memberikan lebih dari 1000 kaki palsu bagi yang membutuhkan sepanjang tahun 2015. Kegiatan ini telah berjalan secara konsisten sejak tahun 2013
- Bantuan kaki palsu dimaksudkan untuk memotivasi pasien penerima kaki palsu, bahwa ada harapan untuk meraih hari esok yang lebih baik.
JAKARTA, 18 Agustus 2015 – Dengan semangat Your Better Tomorrow, PT A J Sequis Life merayakan Hari Kemerdekaan RI ke-70 bersama penerima kaki palsu dengan lomba cerdas cermat seputar kemerdekaan dan kegiatan CSR Sequis di Yayasan Peduli Tuna Daksa yang berlokasi di Sunter Podomoro, Jakarta Utara.
“Merayakan hari kemerdekaan sudah menjadi tradisi di Sequis, dan tahun ini adalah perayaan istimewa bagi kami, karena kami merayakannya bersama penerima kaki palsu dari program CSR Sequis. Kami adakan lomba cerdas cermat bersama sekitar 15 penerima kaki palsu dan 15 perwakilan Head of Department dari Sequis. Adapun peserta dibagi atas 3 kelompok di mana masing-masing kelompok terdiri dari 3 peserta dari pasien penerima kaki palsu dan 1 orang pendamping perwakilan dari Sequis, sedangkan yang tidak terlibat sebagai peserta, menjadi pendukung acara” ujar Santih Gunawan, Deputy General Manager & Head of Department Policy Owner Services PT A J Sequis Life.
Adapun setiap kelompok diberi nama sesuai momen kemerdekaan yaitu Garuda, Merah Putih dan Indonesia. Masing-masing kelompok diberikan 6 pertanyaan wajib kemudian 20 pertanyaan rebutan termasuk juga pertanyaan kepada pendukung acara. “Kami berikan pertanyaan seputar Indonesia, sejarah kemerdekaan dan kegiatan CSR Sequis. Salah satu pertanyaan yang banyak mendapat respon dari pendukung adalah tebak judul lagu daerah atau meneruskan lirik lagu nasional. Kami berharap dengan adanya kegiatan ini dapat memperbaharui kembali rasa kebangsaan dan nasional kita, utamanya penerima kaki palsu dari Sequis” tambah Santih. Khusus di hari kemerdekaan, selain memberikan kaki palsu dan hadiah kepada pemenang lomba cerdas cermat, Sequis juga memberikan bingkisan berupa kaos kaki khusus kaki palsu serta sembako dan hadiah lainnya. “Cerdas Cermat merupakan acara puncak dari kegiatan perayaan kaki palsu, sebelumnya kami juga memberikan sembako kepada 70 penerima kaki palsu sejak 16 hingga 18 Agustus 2015” imbuh Santih.
Selain mengadakan lomba Cerdas Cermat, 15 peserta perwakilan berbagai Department dari Sequis juga berkesempatan melihat langsung proses mendapatkan kaki palsu yaitu dari pendaftaran, pengukuran, pembuatan dan pemasangan serta proses latihan berjalan menggunakan kaki palsu. “Kunjungan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa memiliki dan memberikan pengetahuan mengenai kegiatan CSR di kalangan karyawan Sequis, yang mana kami sudah mulai program ini sejak tahun 2013 yaitu 1000 kaki palsu setiap tahunnya. Kami harapkan 1000 kaki palsu dapat tersalurkan hingga akhir tahun 2015”, ujar Santih.
“Kami mengangkat tema `Langkah & Semangat Baru Untuk Hari Esok Lebih Baik`, untuk memberi motivasi pada penerima kaki palsu bahwa mereka harus melanjutkan langkah untuk meningkatkan taraf hidup. Kampanye motivasi ini telah memasuki tahap ke tujuh”, tambah Santih.
Kaki Palsu untuk Nuhberd
Nuhberd Horasio Sihombing (40 tahun) merupakan kandidat penerima kaki palsu kemerdekaan Indonesia. Sebelumnya Ia bekerja sebagai tukang parkir kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Kecelakaan menimpanya pada bulan Juli 2013 di tempat kerja. “Waktu itu kejadiannya setelah makan siang, seperti biasa saya harus mengatur parkiran mobil didekat kapal, untuk mengangkut barang ke luar. Kejadian terjadi begitu cepat, ketika saya bermaksud memarkir mobil, salah satu mobil melaju kencang ke hadapan saya hingga ban mobil kanan melindas kaki kiri saya. Saya berteriak kencang sambil menahan rasa sakit, hingga dilarikan ke rumah sakit terdekat. Kemudian saya dirujuk ke RS Pelabuhan Tugu Jakarta di Tanjung Priok untuk ditindak lanjuti. Setelah lima bulan, kaki saya berangsur sembuh walaupun jalan saya menjadi tidak sempurna. Saya kembali bekerja dengan kaki agak pincang dan masih ada luka sedikit dan kalau berjalan lumayan sakit. Lalu saya berobat kembali ke RS Pelabuhan Tugu, waktu itu saya tidak percaya bahwa dokter memvonis bahwa kaki saya sudah infeksi dan terkena kuman. Saya kira kumannya bisa dicuci, disedot atau diobati namun ternyata dokter mengatakan tidak ada jalan lain selain amputasi karena kuman akan menjalar ke bagian tubuh lain. Akhirnya saya diamputasi pada 2 November 2014 di RS Koja Jakarta Utara. Sejak itu saya tidak dapat bekerja lagi dan hanya di rumah menghabiskan waktu. “Saya mendapat informasi bahwa ada kaki palsu gratis dari sebuah perusahaan lewat YPTD di Sunter, lalu saya mencari tahu informasinya. Saya diberitahu oleh pihak Yayasan bahwa saya akan mendapat kaki palsu hari kemerekaan hari ini, saya senang dan gembira sekali. Saya nanti punya kaki lagi, berarti saya bisa jalan lagi, bisa beraktivitas lagi, tidak lagi hanya berdiam diri di rumah. Terima kasih Tuhan, terima kasih Sequis, terima kasih YPTD, saya bisa menikmati kemerdekaan dengan kaki palsu ini” ujar Nuhberd
Kaki Palsu Bermanfaat bagi Mereka yang Membutukan
Salah satu pasien penerima kaki palsu adalah Andi (31 tahun) dari Cilincing Jakarta Utara, sehari-harinya ia bekerja sebagai nelayan yang menyelam di daerah Muara Gembong Bekasi, untuk mengambil kerang hijau dan juga menjual ikan. Namun kecelakaan menimpanya pada tahun 2007, Ia harus menerima kakinya putus karena terkena baling-baling kapal pada saat Ia menyelam. “Waktu itu kapal sedang bersandar di dermaga, biasanya kapal itu berangkat malam hari jadi saya tidak menyangka ketika saya sedang menyelam mencari kerang hijau, ternyata kapal yang sedang bersandar tersebut bergerak hingga saya yang sedang berada dibelakang baling-baling kapal tersebut terseret dan kaki saya pun putus”. Andi kemudian di bawa oleh temannya ke RSCM. “Saya ingat kejadian tersebut pada 10 September 2007 dan sejak diamputasi saya tidak dapat menyelam lagi, hanya mengambil ikan kecil di pinggir pantai, otomatis mata pencarian saya berkurang dan penghasilan saya juga juga berkurang” tambahnya. Setelah mendapat bantuan kaki palsu dari Sequis melalui YPTD, Andi berangsur-angsur dapat meningkatkan kegiatannya, “Sekarang saya menyerok ikan di pinggir laut dan mengantarkan ikan ke pelanggan. Walau tidak dapat menyelam lagi seperti dulu, namun setidaknya saya tidak berdiam diri saja di rumah dan dapat membantu keuangan keluarga saya” ujar Andi
Kaki Palsu Diperbaharui
M. Syaid, Supervisor Yayasan Peduli Tuna Daksa menerangkan alur kerja kaki palsu dimulai dengan mengetahui latar belakang penyebab cacat kaki dan kapan diamputasi. “Minimal 7 bulan setelah masa amputasi dan tidak boleh ada luka pada kaki yang diamputasi, dan bagi penderita sakit gula/diabetes maka luka harus kering” ujar Syaid. Tahap selanjutnya, yaitu mengukur kaki dengan menggunakan POP bandage dan setelah mengering, lalu di cetak dengan POP Powder yang dicampur air hingga mengeras lalu di bentuk sesuai dengan ukuran. Sejak 2015, bahan pembuatan kaki palsu menggunakan PPC/PPS (Polypropylene), dari yang sebelumnya HDPE (High Density Polyethylene). PPC yang telah di bentuk dan dicetak sesuai ukuran kaki pasien, kemudian finishing yaitu perapihan dan pengecekan kaki palsu pasien (tinggi rendahnya, besar kecil dan lainnya).
Sebelumnya dengan HDPE, pipa yang telah di oven lalu dicetak kemudian harus ditarik menggunakan tenaga manual dengan moll atau cetakan kaki sesuai ukuran, setelah itu diserut agar pipa tidak terlihat tebal). Kekurangannya, karena menggunakan tenaga manusia, hasilnya tidak memiliki standar ukuran. Namun dengan PPC, pengguna kaki palsu akan lebih merasa ringan dan secara estetika akan terlihat sempurna, karena pembuatannya dengan memakai mesin seksen (mesin penyedot). Cara kerjanya, setelah PPC di oven, kemudian diangkat dan dicetak sesuai ukuran yang diiinginkan dengan menggunakan mesin seksen, yaitu disedot hingga membentuk cetakan kaki). Kaki palsu berbahan PPC yang hampir jadi tersebut tidak perlu lagi diserut secara manual, seperti pada material HDPE.
Tahap berikutnya adalah pemasangan telapak kaki, yang disesuaikan dengan ukuran kaki pasien, selanjutnya kaki palsu di pasangkan pada pasien, tahap terakhir adalah adaptasi, pada tahap ini pasien diajarkan latihan berjalan, cara memasang dan melepas serta merawat kaki palsu.
“Cara perawatan kaki palsu dengan materi PPC sama dengan materi sebelumnya, bagian tubuh yang akan dipasang alat bantu harus bersih, demikian juga kaki palsu yang akan digunakan terutama spon bagian dalam, telapak kaki, serta kaos kaki yang digunakan harus dijaga kebersihannya dan tidak boleh terkena air” jelas Syaid.
“Kami berharap dengan perayaan hari kemerdekaan bersama penerima kaki palsu ini, bisa menumbuhkan empati dan sosial bagi karyawan kami juga memberikan harapan kepada penerima kaki palsu bahwa mereka juga adalah manusia merdeka yang mempunya hak meraih hari esok yang lebih baik”, tambah Santih menutup kegiatan cerdas cermat hari ini.