Mohon Maaf untuk saat ini layanan kami sedang Offline.
Jam operasional layanan kami yaitu pada hari Senin-Jum'at pada jam 08.15-17.00 WIB
Untuk informasi layanan diluar waktu tersebut dapat mengakses email :
Layanan Individu : care@sequislife.com
Layanan Group/ Perusahaan / : fscare.group@sequislife.com
6 Risiko yang Mengancam ketika Berinvestasi
Berinvestasi adalah cara terbaik agar nilai uang yang Anda miliki pada saat ini tidak tergerus angka inflasi pada masa depan. Dengan berinvestasi secara cepat dan tepat, Anda juga memiliki peluang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan tanpa kesulitan finansial pada masa pensiun.
Meski begitu, investasi tak melulu cuan. Ada kalanya investasi yang Anda jalankan 'lesu' dan menunjukkan grafik penurunan. Nah, memahami kemungkinan buruk yang bisa muncul saat berinvestasi diharapkan dapat membantu Anda untuk memitigasi dan mengantisipasi risiko sekaligus mengoptimalkan potensi keuntungan. Berikut ini beberapa risiko yang biasanya berpotensi Anda temui.
1. Risiko suku bunga
Kebijakan suku bunga yang diterbitkan oleh bank sentral dapat memengaruhi pergerakan harga aset [ada pasar modal. Khusus untuk investasi jangka panjang, risiko suku bunga biasanya hanya menimbulkan efek penurunan dalam waktu relatif singkat.
2. Risiko inflasi
Inflasi terjadi ketika jumlah uang yang beredar meningkat namun tidak diimbangi dengan kuantitas produk yang dibeli masyarakat. Risiko ini menyebabkan nilai uang tunai menurun.
Baca Juga
Opsi Instrumen Investasi yang Tepat dan Menguntungkan
Mengawali 2023 dengan Mengetahui Ciri-ciri Investasi Bodong
2023 Mau Investasi? Cek Tips Ini Dulu Agar Menuai Cuan
Wahai Anak Muda, Jangan Lakukan Kesalahan Ini saat Usia 20an
Tips Ampuh Hadapi Inflasi dan Resesi 2023
3. Risiko sentimen pasar
Harga aset pada pasar modal dipengaruhi oleh beberapa faktor mulai dari kinerja perusahaan hingga sentimen pasar. Karena itu Anda harus melakukan analisis fundamental dan tidak mudah terpengaruh oleh berita yang beredar di media massa. Risiko sentimen pasar kadang tidak dapat dihindari oleh investor karena muncul usai ada sentimen keuangan sistematik. Beberapa hal yang bisa memengaruhi grafik pasar adalah resesi ekonomi, kerusuhan, iklim politik, wabah virus seperti covid-19.
4. Risiko perubahan kurs
Risiko ini berkaitan dengan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Misalnya, bila investor harus memakai mata uang Poundsterling untuk berinvestasi, namun ternyata kurs Rupiah terhadap Poundsterling sedang turun sehingga mau tidak mau investor harus mengeluarkan Rupiah dalam nominal yang lebih besar. Jadi, sebaiknya Anda membaca kemungkin yang terjadi antara dua mata uang sebelum melakukan investasi jangka panjang.
5. Risiko likuiditas
Risiko ini terjadi akibat kesulitan menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Misal, tidak sanggup membayar kewajiban pada tanggal jatuh tempo secara tunai. Investor berisiko menjual asetnya dengan harga murah. Karena itu investor harus mempertimbangkan opsi diversifikasi pada aset yang lebih likuid.
6. Risiko politik negara
Politik merupakan salah satu risiko investasi jangka panjang. Kebijakan berupa kenaikan upah buruh, devaluasi mata uang, atau pemilu bisa membuat investasi tak cuan dalam periode tertentu.