Mohon Maaf untuk saat ini layanan kami sedang Offline.
Jam operasional layanan kami yaitu pada hari Senin-Jum'at pada jam 08.15-17.00 WIB
Untuk informasi layanan diluar waktu tersebut dapat mengakses email :
Layanan Individu : care@sequislife.com
Layanan Group/ Perusahaan / : fscare.group@sequislife.com
7 Efek Buruk Sering Makan Junkfood dan Malas Olahraga
Rapper asal Indonesia, Saykoji sedang giat mengkampanyekan hidup sehat. Bukti nyata yang ia lakukan adalah dengan rajin berolahraga dan mulai memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Dalam unggahan di media sosial Tiktok, Saykoji terlihat mulai rajin jogging, angkat beban, berlatih di gym, dan tak henti mengajak masyarakat hidup sehat demi bisa menjalani hari-hari menyenangkan bersama keluarga hingga masa yang akan datang.
Hobi baru Saykoji patut ditiru. Bila tidak, siap-siap mengalami 7 efek negatif berikut seperti dikutip dari Healthline:
1. Timbul lemak
Makan berlebihan bakal membuat tubuh menyimpan kalori ekstra sebagai lemak. Bila dibiarkan, situasi itu akan berlanjut ke obesitas. Agar tidak kelebihan lemak, masyarakat disarankan mengonsumsi protein tanpa lemak dan sayuran.
2. 'Sinyal lapar' terganggu
Di dalam tubuh manusia ada homorn ghrelin yang bertugas merangsang nafsu makan. Lalu ada pula hormon leptin yang bekerja untuk menekan nafsu makan atau menimbulkan rasa kenyang.
Dalam praktiknya, tingkat ghrelin meningkat saat Anda belum makan untuk sementara waktu. Setelah itu, hormon leptin bakal memberi sinyal bahwa tubuh sudah kenyang setelah Anda makan. Keseimbangan kedua hormon tersebut bakal terganggu ketika Anda makan secara berlebihan.
Baca Juga
3 Penyebab Perut Buncit Bisa Muncul, Yuk Cek Solusinya
Makan Kalap saat Lebaran, Simak Tips Kecilkan Perut Buncit
Olahraga yang Dianjurkan untuk Para Penderita Diabetes
Diabetes: Pengertian, Penyebab, Pengobatan, dan Perlindungan
3 Olahraga yang Dianjurkan untuk Kesehatan Jantung
Makan makanan tinggi lemak, garam, atau gula ketika dicerna akan melepaskan hormon perasaan baik, seperti dopamin. Nantinya, itu akan mengaktifkan pusat kesenangan di otak Anda. Bila terlalu sering mengkonsumsinya, tubuh Anda mungkin mengasosiasikan sensasi kenikmatan dengan makanan tertentu itu saja, yang cenderung tinggi lemak dan kalori.
Proses itu pada akhirnya dapat mengesampingkan rasa lapar, mendorong Anda untuk makan demi kesenangan. Gangguan hormon-hormon ini dapat memicu siklus makan berlebihan yang terus-menerus. Anda dapat mengatasi efek samping ini dengan membagi makanan tertentu yang terasa enak dan memakannya dengan kecepatan yang lebih lambat untuk memungkinkan tubuh Anda merasakan kenyang.
3. Meningkatkan risiko penyakit jantung
Makan terlalu banyak bisa berujung penimbunan lemak, obesitas, dan akhirnya memicu penyakit jantung. Selain itu, banyak lemak (terutama di sekitar perut) juga dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, kolesterol, dan gula darah tinggi.
4. Meningkatkan risiko penyakit diabetes
Menurut WebMD dan Kompas.com, seseorang yang makan secara berlebihan juga punya potensi terkena diabetes tipe 2. Gejala diabetes tipe 2 biasanya ditandai dengan penglihatan kabur, rasa lapar atau haus yang ekstrem, tubuh mudah lelah, hingga sering mati rasa atau kesemutan di tangan serta kaki.
5. Memicu depresi
Siapa sangka, makan secara berlebihan justru dapat memicu depresi dan rasa cemas. Bahkan, makan terlalu banyak saat Anda tidak lapar justru membuat tubuh 'terasa berat' untuk diajak beraktivitas.
6. Merusak fungsi otak
Makan berlebihan secara terus menerus dapat membahayakan fungsi otak. Selain itu, kelebihan berat badan memengaruhi memori secara negatif.
7. Bikin ngantuk
Lesu dan lelah menjadi efek yang kerap muncul ketika seseorang makan secara berlebihan. Hal itu disebabkan oleh fenomena yang disebut hipoglikemia reaktif, yakni momen ketika gula darah turun tak lama setelah makan besar.