Sequis: Asuransi Jiwa | Asuransi Kesehatan | Investasi di Indonesia - Sequis - Your Better Tomorrow

Hoaks yang Pernah Beredar Mengenai Covid-19 di Indonesia

9 Agustus 2021



Virus covid-19 terbukti sangat berbahaya buat tubuh manusia. Bila tidak ditangani secara serius, efek yang ditimbulkan bisa sangat fatal. Oleh karena itu, pemerintah, pakar, dan tenaga kesehatan selalu memberi saran agar masyarakat menerapkan protokol kesehatan serta sebisa mungkin vaksinasi.

Akan tetapi, virus bukan satu-satunya yang menjadi perhatian selama pandemi covid-19 sekarang ini. Rasanya banyak yang akan setuju bahwa hoaks soal vaksin, covid-19, hingga penggunaan masker di media sosial turut memberikan efek buruk serta berperan dalam kasus positif/kematian terkait covid-19 di Indonesia
Pada awal pandemi, berita mengenai covid-19 banyak yang simpang siur. Bahkan, ada berita salah tentang cara menggunakan masker. Terbaru, ada kabar di kalangan masyarakat bahwa covid-19 bisa disembuhkan dengan mengonsumsi bawang atau air perasan lemon.

Berikut ini beberapa hoaks mengenai covid-19 dan faktanya:

Hoaks
Meneteskan air lemon ke hidung bisa cegah covid-19

Fakta
Meneteskan air perasan lemon ke hidung dapat menyebabkan sinusitis dan peradangan saluran pernapasan

Hoaks
Makan bawang merah tiga kali sehari dapat menyembuhkan covid-19

Fakta
Tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa memakan bawang dapat mengobati orang dengan virus covid-19

Hoaks
Vaksin covid-19 mengandung magnet, terlihat dari koin loga bisa menempel di kulit bekas suntukan

Fakta
Tidak benar. Gaya gesek dan keringat dapat membuat koin menempel di lengah

Hoaks
Menerima donor darah dari orang yang sudah divaksin covid-19 berbahaya/bisa menimbulkan berbagai penyakit

Fakta
Tidak ada bahaya sama sekali. Penerima vaksin bisa mendonorkan darah 1-2 minggu pascamenerima vaksin

Masyarakat harus bijak menyikapi kabar yang beredar mengenai pandemi covid-19. Bila merasa kabar yang diberikan belum terbukti benar, jangan langsung membagikannya ke orang lain. Sebab, bisa jadi kabar itu akan dipercaya oleh orang lain dan berpotensi menimbulkan hal buruk.

Menjalani protokol kesehatan adalah cara ampuh untuk terhindar dari virus covid-19. Lalu, sebisa mungkin menjalani vaksinasi. Dengan begitu diharapkan tubuh tidak mengalami gejala parah bila sewaktu-waktu tertimpa nasib sial tertular.

Baca Juga
Cara Cegah Ngantuk Usai Vaksinasi Covid-19
Rekomendasi Hampers di Masa Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 Bisa Berubah Menjadi Endemi, Apa Bedanya?
Sequis Pelopori Program Perlindungan Pasca Vaksinasi Covid-19
Apa Perbedaan Vaksin Covid-19 Sinovac dan AstraZeneca?

Usahakan pula untuk 'detoks' dari media sosial. Beragam berita hoaks, pencurian data, kecanduan media sosial hingga takut ketinggalan informasi atau yang biasa disebut FOMO (Fear of Missing Out) bahkan depresi menjadi rentetan hal-hal buruk yang mengancam penggunanya.

Bila sudah candu media sosial dan terkena sindrom FOMO, ada baiknya untuk rehat sejenak dari beragam aplikasi media sosial yang saat ini beredar. Detoks bisa dimulai dengan mulai membiasakan untuk berkomunikasi secara langsung dengan orang lain. Lalu, usahakan untuk tidak meletakkan ponsel di dekat tempat tidur. Dengan begitu, Anda tidak akan langsung mencari ponsel saat kesulitan untuk tidur.

Kesulitan melakukan keduanya? Paling simpel adalah dengan membatasi waktu akses berselancar di media sosial. Misal, Anda hanya bisa menggunakan media sosial selama 1 jam selama satu hari. Bagi waktu tersebut menjadi empat sesi. Misal, 15 menit saat pagi hari, 15 menit saat istirahat makan siang, 15 menit saat 'ngopi sore', dan 15 menit setelah makan malam. Ada banyak aplikasi yang bisa membantu mengingatkan Anda ketika sudah mencapai batas waktu yang ditetapkan.

Butuh bantuan ?