Mohon Maaf untuk saat ini layanan kami sedang Offline.
Jam operasional layanan kami yaitu pada hari Senin-Jum'at pada jam 08.15-17.00 WIB
Untuk informasi layanan diluar waktu tersebut dapat mengakses email :
Layanan Individu : care@sequislife.com
Layanan Group/ Perusahaan / : fscare.group@sequislife.com
Jangan Asal Pakai Diffuser, Waspada Bahaya untuk Kesehatan
Sejak pandemi covid-19 penggunaan diffuser menjadi tren karena dipercaya bermanfaat bagi kesehatan. Diffuser merupakan alat yang digunakan untuk mengolah essential oil dicampur dengan air dan menghasilkan uap halus. Uap yang dihasilkan dari diffuser ini akan menyebar ke ruangan untuk memberi efek menenangkan. Banyak yang percaya uap yang dihasilkan diffuser dapat membantu mensterilkan udara luas, menciptakan suasana tenang, dan dapat menenangkan pikiran serta mengurangi stres.
Beberapa waktu lalu sempat viral di media sosial TikTok postingan dari salah satu selebgram yang membuat campuran diffuser dengan cairan antiseptik dan diklaimnya bahwa hal tersebut bisa menjadi pencegah virus covid-19. Namun, Medical Underwriter Sequis dr Debora Aloina Ita Tarigan mengatakan sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat membuktikan bahwa diffuser dapat menjadi tata laksana pencegahan covid-19. Penggunaan diffuser juga belum terbukti aman untuk digunakan sebagai metode penguapan cairan antiseptik guna mensterilisasi udara. Justru penggunaan yang tidak tepat dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi kesehatan. Risiko kesehatan yang ditimbulkan dari penggunaan antiseptik pada diffuser juga tidak main-main, mulai dari iritasi pada mata hingga potensi kerusakan pada organ pernapasan.
“Mencampur cairan yang mengandung antiseptik melalui diffuser tidak disarankan. Cairan antiseptik memiliki sejumlah kandungan yang membahayakan. Apabila terkena kulit manusia bisa menyebabkan hipersensitif karena cairan mengandung chloroxylenol. Hipersensitif dapat menyebabkan perubahan warna kulit, ruam, iritasi, dan kulit terbakar. Apalagi, jika sampai tertelan, dapat menyebabkan erosi faring (penipisan atau pengikisan jaringan tenggorokan), edema laring (penyempitan saluran pernapasan), gangguan pernapasan akut hingga dapat terjadi henti jantung,” sebut dr. Debora.
Baca Juga
Ayo Cegah Jompo di Usia Muda
Anak Muda Harus Segera Siapkan Dana Pensiun
Sekilas Tentang Cacar Monyet yang Sudah Ada di Indonesia
Sedangkan penggunaan minyak esensial pada diffuser masih relatif aman untuk saluran pernapasan. Namun, dr Debora mengingatkan bagi penderita gangguan pernafasan, seperti yang memiliki riwayat asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan kronis lainnya sebaiknya perlu lebih waspada atau menghindari penggunaan diffuser karena uap dari diffuser berpotensi menyebabkan iritasi di saluran pernapasan.
Dr. Debora menganjurkan agar masyarakat jangan latah meniru dan menyebarkan percobaan tren do it yourself diffuser atau konten kesehatan lainnya yang belum tervalidasi kebenarannya, seperti mencampur antiseptik pada diffuser karena tidak semua informasi yang ada di media sosial selalu benar dan kondisi dan riwayat kesehatan setiap orang berbeda. Jika bukan disarankan atau direkomendasikan oleh dokter atau lembaga kesehatan tepercaya, sebaiknya jangan dilakukan dan disebarkan. Sebaliknya, dr Debora mengajak masyarakat untuk ikut aktif melakukan upaya pencegahan penyebaran virus covid-19 daripada bereksperimen sendiri dengan mencampurkan cairan antiseptik pada diffuser dengan dalil dapat mencegah penyebaran virus.
Baca Juga
Gaji Cepat Habis saat WFO? Perhatikan 3 Hal Ini
Jalan Kaki, Olahraga Simpel yang Punya Banyak Manfaat
Cuci Darah Akibat Gagal Ginjal, Akibat Kurang Minum?
“Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah tetap menaati protokol kesehatan, yakni selalu menggunakan masker dan rajin mencuci tangan, memperhatikan kebersihan lingkungan dan menjaga imunitas dengan cara mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, cukup beristirahat, dan kelola stres dengan baik. Selain itu, ada baiknya kita mempersiapkan diri dari kemungkinan terserang penyakit dengan memiliki asuransi kesehatan agar bisa mendapatkan perawatan medis lebih cepat dan berkualitas. Apalagi, pada masa pandemi covid ini, penularan virus rentan terjadi dan bagi mereka yang memiliki komorbid rentan mengalami long covid,” sebut dr. Debora.
Sayangnya, kurangnya literasi akan manfaat asuransi kesehatan membuat orang menunda memiliki asuransi kesehatan padahal asuransi kesehatan menjadi persiapan menghadapi risiko kesehatan yang bisa muncul kapan saja, yakni membantu menjaga stabilitas keuangan saat harus mengeluarkan uang untuk biaya perawatan medis.
Salah satu alasan menunda asuransi adalah merasa premi asuransi berbiaya tinggi dan khawatir tidak mampu berkomitmen membayar premi asuransi. Menjawab kerisauan ini, Sequis menyediakan sejumlah asuransi kesehatan berbiaya terjangkau melalui kanal asuransi onlinenya, yakni Super You by Sequis Online. Salah satunya adalah Super Easy Health dengan premi mulai dari Rp135 ribu. Super Easy Health adalah produk asuransi yang memberikan perlindungan menyeluruh untuk perawatan medis. Mulai dari rawat jalan sebelum dan sesudah rawat inap serta rawat inap dengan kamar 2 tempat tidur atau Rp750 ribu, mana yang lebih besar). Produk Super Easy Health juga telah memiliki berbagai manfaat lainnya, seperti biaya ICU, biaya rawat jalan untuk kemoterapi, radioterapi, fisioterapi, terapi okupasi, hemodialisa, dan biaya rawat jalan darurat (termasuk perawatan gigi) akibat kecelakaan. Sistem klaimnya juga dilengkapi dengan fasilitas cashless sehingga nasabah bisa mendapatkan manfaat rawat inap di Indonesia yang biaya perawatannya akan ditanggung oleh Sequis sesuai tagihan (as charged).
Kontak:
Lana Christy
PT Asuransi Jiwa Sequis Life
Tel: 021 5223 123 ext. 2110
lana.christy@sequislife.com
Ineke Novianty Sinaga
PT Asuransi Jiwa Sequis Life
Tel: 021 5223 123 ext. 2101
ineke.sinaga@sequislife.com