Mohon Maaf untuk saat ini layanan kami sedang Offline.
Jam operasional layanan kami yaitu pada hari Senin-Jum'at pada jam 08.15-17.00 WIB
Untuk informasi layanan diluar waktu tersebut dapat mengakses email :
Layanan Individu : care@sequislife.com
Layanan Group/ Perusahaan / : fscare.group@sequislife.com
Pilih Investasi Jangka Panjang Permanen atau Non-Permanen?
Kesadaran masyarakat untuk mengelola uang dengan baik sudah meningkat. Buktinya, sudah banyak yang mulai menyisihkan sebagian uangnya untuk investasi jangka panjang. Harapannya, investasi menghasilkan cuan yang bisa dimanfaatkan dalam beberapa tahun mendatang.
Dalam investasi, ada istilah permanen dan non-permanen. Apa bedanya?
Investasi permanen adalah salah satu bentuk investasi jangka panjang yang memungkinkan investor memiliki aset investasi secara berkelanjutan. Nantinya, investor tidak berniat menjual kembali atau menarik aset tersebut.
Lalu, bila dimiliki secara permanen, apakah investor bisa mendapat keuntungan? Tentu saja bisa. Contoh investasi jangka panjang tersebut adalah dividen. Aset yang dipilih untuk investasi permanen umumnya akan memberikan hasil dalam jangka waktu lama.
Contoh investasi jangka panjang permanen dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika seseorang membeli rumah. Aset tersebut bisa digunakan untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang seperti misalnya disewakan hingga dijadikan tempat kos.
Investasi non-permanen juga merupakan bentuk investasi jangka panjang. Namun, aset tidak dimiliki secara berkelanjutan atau dengan jangka waktu tidak lebih dari lima tahun. Salah satu contoh investasi non-permanen adalah membeli surat utang jangka panjang atau obligasi. Kepemilikan obligasi hanya sampai tanggal jatuh temponya saja.
Tips Investasi Agar Hasil Maksimal
Secara umum, ada beberapa tujuan investasi, yaitu:
1. Hanya untuk meraup untung
2. Sebagai modal tambahan mengembangkan bisnis
3. Melindungi uang dari inflasi
4. Mempersiapkan dana untuk keperluan tertentu misalnya membeli kendaraan, rumah, dana pensiun, dan sebagainya
Pahami Setiap Instrumen Investasi
Pelajari berbagai instrumen investasi sebelum memasukkan modal Anda. Bila perlu, konsultasi ke financial planner mengenai investasii saham, logam mulia, reksa dana, obligasi, properti, deposito, hingga P2P lending. Pilih investasi yang sesuai dengan bujet serta bisa memenuhi tujuan finansial Anda pada masa depan.
Baca Juga
5 Keunggulan Investasi Reksa Dana
Potensi Keuntungan Berinvestasi Reksa Dana
Langkah Mudah dalam Melakukan Investasi Reksa Dana
Menjelang 2022, Yuk Belajar Investasi Reksa Dana
Kenali Risiko Berinvestasi di Reksa Dana
Memulai Investasi dari Modal Kecil
Tak perlu mengawali investasi jangka panjang dengan modal besar. Investasi bisa dimulai dengan modal Rp100 ribu, misalnya di investasi reksa dana. Seiring berjalannya waktu, Anda bisa meningkatkan modal investasi dan melakukan diversifikasi intrumen investasi.
Investasi di Lembaga Berizin
Jangan tergiur dengan penawaran investasi dengan iming-iming keuntungan besar dan cepat cair di luar kebijakan investasi yang berlaku. Pilih lembaga investasi yang sudah berizin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Rutin Cek Performa Investasi Secara Berkala
Jangan biarkan transaksi investasi yang sudah Anda lakukan ditinggalkan tanpa dicek secara rutin performanya. Hal ini agar Anda bisa menyusun strategi selanjutnya untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.