Sequis: Asuransi Jiwa | Asuransi Kesehatan | Investasi di Indonesia - Sequis - Your Better Tomorrow

Sequislife Adakan Gathering Entrepreneur Untuk Komunitas Social Media

15 Agustus 2014



  • Sequislife mengadakan Gathering  untuk komunitas social media Fan page Sequislife OFFICIAL dan Twitter @Sequislife, dengan tema ‘Be An Entrepreneur Since Young, better choice for A Better Tomorrow”.
  • Sequislife membidik anak muda Indonesia melalui bidang wirausaha (entrepreneur)
  • Gathering Entrepreneur juga dimaksudkan untuk merayakan Hari Asuransi 2014, dengan memberikan edukasi investasi unit link kepada calon dan pelaku wirausaha muda Indonesia

 

JAKARTA,15 Agustus 2014 - Dengan semangat For A Better Tomorrow,  Sequislife mengadakan gathering  bersama komunitas social media Sequislife, mengangkat topik Entrepreneur, karena anak muda Indonesia saat ini,  tidak sedikit yang memilih jalur entrepreneur sebagai  pilihan hidup.

Sequislife mengadakan gathering untuk memberikan pengetahuan  kepada fans dan follower bagaimana memulai bisnis, sekaligus memberikan gambaran tentang investasi Unit Link yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku entrepreneur.  

Hal ini sesuai tagline Sequislife yaitu For A Better Tomorrow, kami ingin memfaslitasi fans dan follower, bagaimana menggali kesenangan dan kemampuan untuk mengembangkan diri untuk modal meraih hari esok yang lebih baik,   salah satu cara yang bisa dilakukan dengan belajar menjadi seorang entrepeneur” ujar Stephanie Gondokusumo, Head of Department Corporate Branding & Marketing Communication Sequislife.

Stephanie juga menambahkan, jumlah pengguna internet di Indonesia semakin bertambah, social mediatidak saja sebagai platform yang efektif untuk  berkomunikasi dengan nasabah dan calon nasabah (customer engagement) dan  sebagai media promosi produk dan layanan (brand awareness), atau sebagai sarana penanganan layanan produk secara pro aktif karena dapat  mengetahui komentar dan pendapat dari user secara real time, namun juga perlu mempertahankan dan meningkatkan loyalitas fans danfollower tersebutKarena social media sifatnya tidak mengikat dan trend cepat berubah. “Ini merupakan kali ke dua, kami melakukan kegiatan off air, sebelumnya pada saat buka puasa 17 Juli 2014.  Kami merasa gathering adalah sarana yang tepat   untuk lebih dekat dengan fans dan follower Sequislife” tambahnya.

Stephanie kembali berkata “kegiatan ini juga adalah cara kami merayakan hari Asuransi Nasional 2014” di mana sebagai perusahaan asuransi jiwa, perlu mensosialisasikan mengenai pentingnya memiliki asuransi bagi masyarakat. Utamanya bagi pelaku bisnis pemula, karena bisnis tidak selalu bicara modal dan keuntungan tapi juga ada resiko yang harus diperhitungkan, untuk itu kami melakukan edukasi unit link bagi mereka”.  

Edukasi  dikemas dalam bentuk diskusi ringan yaitu insurance corner, menghadirkan Fourrita Indah, Head of Faculty Sequis Training Academy OF Excellence (STAE) Sequislife.  Dalam presentasinya berjudul Unit Link Bagi Pemula, Fourita menjelaskan bahwa Asuransi Jiwa Unit Link adalah produk asuransi yang merupakan gabungan antara investasi dan proteksi di mana Investasi lebih besar maka Proteksi lebih kecil sebaliknya Proteksi  lebih besar maka Investasi lebih kecil.   “Unit Link dapat menjadi salah satu alternatif berinvestasi bagi entrepreneur, karena mampu memberikan hasil investasi maksimal sekaligus perlindungan/proteksi individu. Dengan kata lain menabung di Unit Link memberikan kesempatan untuk berinvestasi, yang dapat digunakan sebagai tambahan modal yang diperlukan suatu saat, dan apabila ada hal-hal yang terburuk, kepastian dana proteksi masih dapat diterima oleh orang-orang yang menjadi tanggung jawab ekonomi kita” ujar Fouritta.

Gathering dengan topik “Be An Entrepreneur Since Young, better choice for A Better Tomorrow,  menghadirkan pembicara dari pelaku bisnis muda yaitu Refaldo Fanther, S.T, founder Debak Fan Cafe, M. Ali Akbar Taufani, Founder Rumah Denim & Jeans Comic dan Hermas Puspito, CEO PT Ednovate Indonesia

Sebagai entrepreneur muda, Refaldo mendirikan Daebak Fan Cafe pada 23 Februari 2013, karena melihat ‘ demam’ Korea yang menjamur di Indonesia.  Ia membidk  anak muda pecinta korea, dengan memadukan modern Kpop style dan Traditional Korean Atmosphere. “Kebanyakan restauran Korea di Jakarta mengusung tema kerajaan, grill dan harganya pasti mahal, sebagai mahasiswa sangat sulit untuk bisa makan di restauran Korea karena tidak terjangkau oleh dompet mahasiswa, dan belum tentu sesuai dengan lidah orang Indonesia. Untuk itu saya dan teman-teman mengumpulkan modal dan memanfaatkan momentum Korean wave untuk menggarap market komunitas fans Korea” ujar Refaldo.

Demikian juga Ali Akbar, awal usahanya dimulai dari kejelian menangkap peluang pasar denim, yaitu ketika ia mendapatkan hadiah dari teman di Austria dan ternyata denim yang ia gunakan, diminati oleh teman-temannya. Sejak itu Ia mulai membuat celana demin dan jeans custom di tempat konveksi, kemudian dijual ke orang terdekat. Menuai untung, ia mulai berani menjahit dengan sistem  pesanan hingga akhirnya dengan modal Rp 10 juta dari  pinjaman dari koperasi dan Rp 400 ribu dari tabungannya, Ali mendirikan  Rumah Denim & Jeans Comic pada Mei 2012. Diawali dengan lima mesin jahit, dua tenaga penjahit dan sewa ruangan 2,7 juta,kini ia sudah memiliki 2 cabang di Bintaro dan di Mall Gandaria City. 

Hermas Puspito, pakar di bidang digital marketing dan social media marketing yang juga telah sukses menjadi entrepreneur muda membangun usahanya PT Ednovate Indonesia. Menurutnya, berbisnis itu ibarat merencanakan bangunan, dimulai dari Pondasi (market) yaitu siapa yang akan dituju, bagaimana kondisi market grow, trending only/not, mengetahui siapa pesaing kita. Didukung oleh Mental dan Action yang berani, tidak mudah menyerah dan segera memulai. Kemudian Infrastruktur  yang benar, yaitu  Sumber Daya Manusia (SDM), jejaring (network) dan modal. Setelah 3 unsur penting dipenuhi maka pelaku entrepreneur akan lebih leluasa mengembangkan IDEAS (Apa yang ditawarkan) dan HOW TO OFFER (Bagaimana menawarkan).

Entrepreneur bisa dimulai siapa saja, dan bukan harus dari keluarga pengusaha, namun perlu diingat menjadi entrepreneur bukan tidak ada resiko, untuk itu entrepereneur perlu terus belajar, meningkatkan ilmu, dan mengerti investasi yang menyangkut uang” ujarnya.

Hermas kembali menambahkan bahwa untuk mulai investasi dalam bentuk uang, sebaiknya dilakukan penghitungan matang, bila kondisi cash flow telah positif, dapat mulai melakukan investasi. “Jangan lupa untuk memperhitungkan inflasi, karena mempengaruhi daya beli konsumen.  Namun bila kita dapat menyediakan produk berkualitas, harusnya usaha bisa tetap bertahan, dan bertumbuh” tambahnya lagi. Hermas juga menyinggung perlunya pelaku usaha memanfaatkan social media. “Tidak melulu berjualan, tapi perbanyak berbagi content hal-hal yang bermanfaat” ujar Hermas menutup diskusi.

Butuh bantuan ?