Sequis: Asuransi Jiwa | Asuransi Kesehatan | Investasi di Indonesia - Sequis - Your Better Tomorrow

Ini Risiko Investasi Jangka Panjang yang Mesti Diketahui

25 April 2022


Investasi jangka panjang identik dengan dana, prospektif, dan jangka waktu. Secara umum, investasi adalah upaya membeli sesuatu yang diharapkan dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi di masa depan. 

Untuk kali ini bakal dibahas secara khusus mengenai investasi jangka panjang. Ini adalah salah satu jenis investasi dengan menanamkan modal secara berkala dan dapat dicairkan setelah jangka waktu tertentu. Lazimnya, keuntungan dari investasi jangka panjang bisa dinikmati secara maksimal setelah tiga tahun atau lebih. Biasanya, tujuan investor untuk investasi jangka panjang agar bisa meningkatkan aset/nilai uang.  
Walaupun begitu, investasi jangka panjang tidak semudah yang dibayangkan. Ada beragam analisis yang harus dilakukan serta ada faktor risiko yang harus ditanggung investor. Karena semakin tinggi risiko sebuah investasi, makin sepadan imbal hasilnya. 

Baca Juga
Investasi Jangka Panjang:  Reksa Dana Sequis Equity Indonesia
Investasi Jangka Panjang:  Reksa Dana Sequis Equity Maxima
Memahami Strategi Investasi Jangka Panjang
Alasan Anda Harus Memiliki Investasi Jangka Panjang
Wujudkan Liburan dengan Investasi Jangka Panjang

Berbicara mengenai risiko, ada beberapa risiko yang bakal ditemui oleh investor jangka panjang:

1.    Risiko pasar
Risiko ini tidak dapat dihindari oleh investor karena muncul usai ada sentimen keuangan sistematik. Beberapa hal yang bisa memengaruhi grafik pasar adalah resesi ekonomi, kerusuhan, iklim politik, wabah virus seperti covid-19. Sebaiknya tidak menarik semua investasi ketika risiko ini muncul.

2.    Risiko suku bunga
Risiko ini muncul ketika terjadi perubahan suku bunga yang terjadi di pasar sehingga otomatis memengaruhi nilai investasi. 

3.    Risiko inflasi 
Inflasi terjadi ketika jumlah uang yang beredar meningkat namun tidak diimbangi dengan kuantitas produk yang dibeli masyarakat. Risiko ini menyebabkan nilai uang tunai menurun.

4.    Risiko likuiditas
Risiko ini terjadi akibat kesulitan menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Misal, tidak sanggup membayar kewajiban pada tanggal jatuh tempo secara tunai. 

5.    Risiko nilai tukar mata uang / valas
Risiko ini berkaitan dengan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Misalnya, bila investor harus memakai mata uang Poundsterling untuk berinvestasi, namun ternyata kurs Rupiah terhadap Poundsterling sedang turun sehingga mau tidak mau investor harus mengeluarkan Rupiah dalam nominal yang lebih besar. Jadi, sebaiknya Anda membaca kemungkin yang terjadi antara dua mata uang sebelum melakukan investasi jangka panjang. 

6.    Risiko negara
Risiko negara atau country risk adalah risiko yang terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan politik di satu negara. Investasi bisa gagal bila negara diguncang isu politik, bergejolaknya kerja sama antar negara lain, kudeta, dan hal lainnya.

 

Butuh bantuan ?