Menurut data World Health Organization (WHO) pada 2019, ada 10 besar penyebab kematian di dunia, di antaranya adalah iskemia jantung, stroke, paru obstruktif kronik. Menurut data WHO jper 2016, sebanyak 17,9 juta orang di dunia tutup usia karena penyakit kardiovaskuler seperti jantung coroner, jantung rematik, penyakit jantung bawaan, dan penyakit kritis lainnya.
Jenis-jenis penyakit di atas masuk dalam kategori penyakit kritis. Apa itu penyakit kritis? Yaitu penyakit yang menyebabkan kondisi kesehatan seseorang kritis, kronis, atau stadium lanjut. Biasanya penyakit ini menyerang secara perlahan namun bisa membahayakan nyawa. Tiga penyakit kritis yang biasanya menyerang usia produktif adalah penyakit jantung, kanker, dan stroke.
Memiliki asuransi penyakit kritis adalah cara terbaik yang bisa kita lakukan agar bisa ‘melawan’ penyakit kritis. Sebab dengan memiliki asuransi tersebut, kita jadi memiliki peluang untuk mendapatkan perawatan intensif, optimal, dan di rumah sakit terbaik. Tentunya tanpa dipusingkan dengan urusan biaya. Jadi penderita bisa fokus untuk ‘melawan’ guna pulih dari penyakit kritis.
Baca Juga
Asuransi Penyakit Kritis
Virus Corona Menyerang, Saatnya Memiliki Asuransi Kesehatan
Penyakit yang Berpotensi Tidak Ditanggung Asuransi Kesehatan
Miliki Asuransi Kesehatan di Tengah Pandemi
Mengapa Wanita Sangat Membutuhkan Asuransi Kesehatan?
Bagaimana cara kerja asuransi penyakit kritis? Asuransi penyakit kritis biasanya mencakup daftar penyakit kritis yang termasuk dalam proteksi, memiliki masa tunggu dan jangka waktu bertahan hidup tertanggung. Asuransi penyakit kritis memberikan santunan yang langsung bisa diterima oleh tertanggung ketika divonis mengidap penyakit kritis. Santunan tersebut bisa langsung diberikan 100% atau bertahap sesuai perkembangan penyakit kritis yang diderita oleh tertanggung.
Sebelum membeli asuransi penyakit kritis, perlu diketahui dulu beberapa hal di bawah ini:
1. Lihat riwayat penyakit kritis keluarga besar. Hal ini bisa membantu Anda menentukan pembelian asuransi penyakit kritis. Bila anggota keluarga memiliki riwayat penyakit diabetes atau jantung, sebaiknya Anda memilih asuransi penyakit kritis yang melindungi dari kedua penyakit tersebut.
2. Perhatikan cakupan proteksi. Asuransi penyakit kritis yang memiliki cakupan proteksi yang luas biasanya memilik premi yang relatif lebih mahal. Jadi lebih baik memilih asuransi penyakit kritis yang memiliki perlindungan sesuai dengan risiko yang mungkin akan terjadi.
3. Usia Tertanggung saat ingin berasuransi turut memengaruhi biaya premi. Makin muda usia, premi berpotensi lebih murah. Premi asuransi penyakit kritis juga akan lebih mahal bila calon tertanggung memiliki kebiasaan merokok. Nilai santunan yang makin besar juga akan membuat premi makin tinggi.
Sequis memiliki asuransi Super Well Protection yang memiliki cakupan 10 penyakit kritis dengan premi mulai dari Rp50 ribu. Asuransi ini juga menawarkan manfaat kamar rawat inap VIP, pertanggungan diagnosis penyakit kritis seperti tes laboratorium, X-ray, CT-scan dan MRI. Ada pula pertanggungan biaya konsultasi dan tes diagnostik untuk memantau dan menjaga kesehatan pasien pasca-sembuh dari penyakit kritis hingga 5 tahun setelah sembuh. Tanpa batasan hari dan semua sesuai tagihan.
Tertarik? Pelajari detail produk asuransi penyakit kritis ini melalui www.sequis.co.id atau hubungi Sequis Care di (62-21) 2994 2929 dan WhatsApp ke 08111 33 2222 atau email ke care@sequislife.com setiap Senin-Jumat pukul 08.15 – 17.00 WIB.