Mohon Maaf untuk saat ini layanan kami sedang Offline.
Jam operasional layanan kami yaitu pada hari Senin-Jum'at pada jam 08.15-17.00 WIB
Untuk informasi layanan diluar waktu tersebut dapat mengakses email :
Layanan Individu : care@sequislife.com
Layanan Group/ Perusahaan / : fscare.group@sequislife.com
Tips dari OJK untuk Mengenali Ciri-Ciri Investasi Bodong
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berusaha memberikan literasi mengenai investasi kepada masyarakat. Tujuannya agar masyarakat lebih mengerti tentang dunia investasi dan tahu intrik-intrik yang biasanya dilakukan oleh perusahaan investasi bodong untuk menggaet investor pemula.
Dari laman OJK, setidaknya ada lima modus yang biasanya dijanjikan oleh perusahaan investasi bodong:
1. Keuntungan Tinggi
Konsep sederhana invsetasi adalah high risk, high return atau makin besar keuntungan yang ingin didapat, makin besar risikonya. Jadi, tidak ada sekuritas atau perusahaan investasi yang secara gamblang menjanjikan keuntungan tinggi kepada investor.
Investasi, terutama investasi pasar modal adalah dunia yang penuh perhitungan. Ada analisis fundamental dan teknikal di dalamnya. Harga saham perusahaan juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi negara dan global, kinerja dan uang kas perusahaan, hingga kondisi politik suatu negara. Jadi, tidak ada yang bisa menggaransi saham tertentu bisa memberikan keuntungan hingga 50% atau selalu memberikan cuan 10% tiap bulan.
Baca Juga
Perubahan Tren Generasi Milenial Mengatur Keuangan
Berikut Tips Atur Gaji Bulanan Agar Bisa Investasi
Prioritaskan Dana Darurat atau Investasi Jangka Panjang?
2. Keuntungan Singkat
Selain keuntungan besar, investasi bodong juga biasanya menjanjikan keuntungan yang bisa didapat dalam waktu singkat. Bahkan, ada yang sesumbar bisa memberikan keuntungan hingga 100% hanya dalam kurun waktu 1-3 bulan.
3. Keuntungan Tersendat
Manis saat awal dan pahit di momen berikutnya. Rasanya itu sudah menjadi cerita yang sering dialami oleh masyarakat yang terjebak investasi bodong. Awalnya, masyarakat mendapatkan keuntungan yang dijanjikan. Namun setelah menambah modal investasi, imbal hasil justru tidak lagi didapat. Perusahaan investasi bodong biasanya akan berkilah dengan berbagai alasan agar tidak dikomplain. Beberapa investor bodong lainnya bahkan berani melarikan diri dengan membawa uang modal dari masyarakat.
4. Level Investasi
Investasi bodong biasanya menawarkan pilihan level kepada investor pemula saat ingin memulai menanamkan modal. Misal level silver, gold, atau platinum. Nah semakin tinggi level, semakin besar modal yang harus disetorkan. Semakin tinggi level pula, keuntungan yang akan didapat semakin banyak.
Baca Juga
Gaya Finansial ala Generasi Z: Melakukan Investasi
Tips Investasi di Tengah Cobaan Quarter Life Crisis
Ingin Investasi Jangka Panjang? Cermati 5 Risiko Ini
5. Surat-surat Perusahaan, Produk, dan Pengelolaan Sumber Dana Tidak Jelas
Rekam jejak perusahaan investasi bodong tidak terdeteksi. Perusahaan tersebut juga tidak terdaftar di OJK dan terkesan sembunyi-sembunyi saat menawarkan produk. Bahkan, produk yang ditawarkan juga tidak dipaparkan secara detail. Dalam sejumlah kasus yang kerap muncul di media massa, korban investasi bodong tidak mengetahui produk yang dibeli. Jadi tidak heran, ketika korban meminta pertanggungjawaban, perusahaan investasi bodong juga tidak memiliki pembukuan dan pengelolaan sumber dana yang tidak jelas